Jumat, 01 April 2016

OBJEK DAN PENDEKATAN GEOGRAFI

1.        OBJEK STUDI GEOGRAFI
Objek studi geografi meliputi hal-hal sebagai berikut:
a)      Kondisi dan segenap proses yang berlangsung di atas permukaan bumi.
b)      Pengorganisasian wilayah dan ruang dimuka bumi
c)      Tefsiran terhadap bentang alam dan bentang social.
d)     Hubungan manusia dengan lingkungan yang berbeda-beda baik yang merupakan hasil budaya maupun lingkungan alami.
e)      Interaksi manusia dengan proses-proses di permukaan bumi.
Objek dalam kajian geografi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu ;
  1. Objek Material
Objek material yaitu seluruh fenomena-fenomena yang ada di atas permukaan bumi, baik fenomena fisik maupun fenomena social. Gejala atau fenomena tersebut meliputi:
1)        Litosfer.Lithos artinya batuan dan sphera artinya lapisan. Deskripsi lengkapnya adalah lapisan penyusun kulit bumi yang terluar dan terbentuk dari batuan. Objek material geografi pada lapisan ini adalah segala sesuatu materi atau gejala geografi yang terdapat atau terjadi pada lapisan ini. Contoh dalam bentuk materinya yaitu: batuan dengan berbagai jenisnya, gunung dengan tipe dan ketinggianya. Sedangkan dalam bentuk fenomena dan gejala geografi misalnya gempa, pergerakan lempeng tektonik
2)        Hidrosfer. Adalah bagian dari geosfer dalam bentuk lapisan perairan yang tersebar di lautan, tanah, permukaan tanah, atmosfer (udara), maupun dalam bentuk padat, cair, gas.
Contoh dalam bentuk materi yaitu air, salju, uap (gas) dan dalam bentuk gejala geografi yaitu: pasang surut, arus laut, pergerakan air tanah dan lain-lain
3)        Atmosfer. Adalah lapisan udara yang menyelubungi bumi. Contoh dalam bentuk materi: awan, udara beserta materi penyusunnya dan dalam bentuk gejala geografi yaitu: perubahan unsur-unsur cuaca
4)        Biosfer. Lapisan kehidupan yang ada di gesofer selain dari manusia yaitu berupa flora dan fauna. Contoh materinya: flora dan fauna dan gejalanya: persebarannya, habitatnya (kondisi ruangan yang mendukungnya)
5)        Antroposfer. Adalah lapisan kehidupan manusia dalam ruang. Contohnya kehidupan biologisnya (kelahiran, kematian) kehidupan sosialnya, aktivitas ekonominya, budayana dan lain – lain.

  1. Objek Formal
Yaitu sudut pandang dan cara berpikir terhadap objek material yang berupa materi atau gejala geografi yang ada di geosfer. Cara pandang dan cara berpikir ini dapat melalui pendekatan keruangan, kelingkungan dan kewilayahan.
Objek formal adalah sudut pandang, cara berpikir, pendekatan, atau metode yang digunakan dalam menganalisis objek material. Objek formal inilah yang membedakan geografi dengan ilmu yang lainnya. Dalam geografi selalu ditanyakan mengenai dimana gejala itu terjadi dan mengapa gejala tersebut terjadi. Berikut adalah tahap  pendekatan geografi dalam memahami fenomena geosfer:
  1. What?
  2. Where?
  3. When?
  4. Why?
  5. How?
  6. Who?
Contoh penerapannya dapat dilihat pada kasus terjadinya banjir. Dalam memandang peristiwa ini geografi akan menjawab:
1. What? Apa yang terjadi?
Jawab: Banjir.
2. Where? Dimana banjir tersebut terjadi?
Jawab:  Di Medan Sumatera Utara.
3. When? Kapan banjir itu terjadi?
Jawab: Pada musim hujan bulan Februari 2007.
4. Why? Mengapa banjir tersebut dapat terjadi?
Jawab: Karena pengaruh curah hujan yang tinggi dan kondisi lahan yang di Medan yang sudah tidak mampu menyerap air hujan dikarenakan pembangunan yang merusak tatanan ekosistem.
5. How? Bagaimana banjir tersebut berlangsung?
Jawab: Banjir tersebut melanda 50% wilayah Medan dan menyebabkan aktivitas perekonomian masyarakat lumpuh. Kemacetan parah juga melanda jalan-jalan protokol di kota Medan. Ribuan rumah warga rusak terendam banjir yang hampir mencapai 3 meter.
6. Who? Siapa yang harus bertanggung jawab atas fenomena ini?
Jawab: Pemerintah setempat harus bijak dalam merencanakan pembanguan kota dan masyarakat harus sadar akan lingkungannya dengan tidak membuang sampah ke saluran air dan sungai.

2.      PENDEKATAN GEOGRAFI
Dalam memahami suatu masalah tentunya diperlukan metode atau cara, begitu pula dengan ilmu geografi. Pendekatan geografi merupakan metode atau cara analisis untuk memahami berbagai gejala dan fenomena geosfer yang terjadi di permukaan bumi. Pendekatan dalam suatu konsep ilmu digunakan untuk memahami objek kajian dari ilmu itu sendiri. Penggunaan pendekatan yang tepat terhadap fenomena geografi akan memberikan hasil analisis yang tepat dan benar. Hal itu secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan sehingga hasilnya dapat dimanfaatkan secara tepat.
Analisis gejala-gejala di permukaan Bumi menggunakan pendekatan geografi dapat dilakukan dengan menerapkan pertanyaan 5W 1H (what, when, where, why, who, dan how).
Pendekatan yang digunakan dalam geografi di bedakan menjadi 3 bagian yaitu :
1.      Pendekatan Keruangan (Spatial Approach)
Ruang adalah seluruh permukaan Bumi yang merupakan tempat hidup tumbuhan, hewan, dan manusia. Pendekatan keruangan menganalisis gejala atau fenomena geografis berdasarkan penyebarannya dalam ruang. Analisis keruangan merupakan pendekatan yang khas dalam geografi sebab merupakan studi tentang keanekaragaman ruang muka Bumi.
Pendekatan keruangan mendasarkan pada perbedaan sifat penting lokasi seperti struktur, pola, dan proses. Struktur keruangan berkaitan dengan elemen pembentuk ruang berupa kenampakan titik (point features), kenampakan garis (line features), dan kenampakan area (areal features. Data lokasi yang dibutuhkan dalam analisis keruangan meliputi data titik, garis, dan area. Data garis yang diperlukan antara sungai, jalan raya, dan batas wilayah. Data titik antara lain meliputi titik ketinggian, gedung, dan gunung. Sementara itu, data area meliputi hutan, permukiman, perkebunan, dan persawahan. Pendekatan keruangan mengkaji suatu permasalahan berdasarkan ruang kejadiannya. Manusia merupakan subjek dalam kajian keruangan karena kegiatan manusia mampu memengaruhi penggunaan ruang, penyediaan ruang yang akan dimanfaatkan, serta pola keruangan yang dihasilkan.
Pendekatan keruangan mengkaji fenomena geosfer dengan analisis aktivitas manusia, topik, dan regional. 
·  Analisis pendekatan aktivitas manusia mengkaji hubungan aktivitas manusia dalam ruang. Contohnya, pemanfaatan dataran rendah untuk lahan pertanian.
· Analisis pendekatan topik diperlukan dalam kajian keruangan. Pendekatan topik menghubungkan suatu kejadian dengan tema utama dalam permasalahan tersebut. Pendekatan ini digunakan untuk mengkaji fenomena geografi dari topik tertentu yang menjadi pusat perhatian. Contohnya, wabah penyakit demam berdarah di suatu wilayah. Penyakit demam berdarah menjadi topik utama karena menyerang penduduk yang berdomisili di wilayah tersebut.

Contoh penggunaan pendekatan keruangan dalam analisis geografi sebagai berikut.
a.       Kepadatan penduduk di daerah perkotaan lebih tinggi dibandingkan perdesaan.
b.      Permasalahan kependudukan di negara berkembang lebih kompleks dibandingkan dengan negara maju.
c.       Terbentuknya pola permukiman yang berbeda di daerah pegunungan dan sepanjang aliran sungai.

2.      Pendekatan Kelingkungaan/ekologi (Ecological Approach)
Pendekatan ekologis merupakan analisis yang menekankan pada hubungan antara manusia sebagai makhluk berbudaya beserta aktivitasnya dengan lingkungan tempat keberadaannya (focus ekosistem) (Yunus,2010).
Pendekatan kelingkungan, menekankan pada hal-hal berikut:
a.       Interaksi antara organisme hidup dengan lingkungan. Organisme hidup mencakup manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan, sedangkan lingkungan mencakup lithosfer, hidrosfer dan atmosfer.
b.      Interaksi organisme hidup satu dengan organism hidup lainnya. Interaksi ini bias berlaku antara manusia dengan organism lainnya (hewan dan tumbuhan) dan juga berlaku antara kelompok manusia satu dengan kelompok hewan lainnya.
Pendekatan kelingkungan (ekologi) tidak hanya mendasarkan pada interaksi organisme dengan lingkungan, tetapi juga dikaitkan dengan fenomena yang ada serta perilaku manusia. Pada dasarnya lingkungan geografi mempunyai dua sisi, yaitu perilaku manusia dan fenomena lingkungan.
Pendekatan kelingkungan berperan untuk mengkaji permasalahan yang disebabkan oleh interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya dan interaksi antara makhluk hidup yang satu dengan yang lain. Makhluk hidup yang memiliki peran penting dalam interaksi tersebut adalah manusia. Oleh karena itu, pendekatan kelingkungan dapat digunakan untuk mengetahui tindakan manusia yang menyebabkan kerusakan lingkungan serta upaya manusia yang dapat dilakukan untuk menanggulanginya.
Pada analisis kelingkungan ahli geografi merupakan analisis dengan melihat perubahan komponen biotic dan abiotik dalam keseimbangan ekosistem suatu wilayah. Contoh suatu daerah aliran sungai (DAS) yang seluruh vegetasi di bagian hulu ditebang habis sehingga DAS hulu itu gundul. Melalui gejala dan proses geografi yang terjadi setelah penggundulan, wujud perubahan bentang lahan di daerah itu, dan dampaknya terhadap kondisi lingkungan setelah pengundulan.

3.      Pendekatan Kompleks Wilayah/Kewilayahan (Regional Complex Approach)
Pendekatan kewilayahan merupakan analisis yang menekankan pada integrasi antara pendekatan keruangan dan ekologis dalam suatu ruang muka bumi lainnya (focus eksistensi wilayah). Pendekatan ini mengintegrasikan pendekatan keruangan dan pendekatan ekologis sehingga analisis wilayah yang dilakukan mencerminkan analisis yang menyatu. Substansi pendekatan kompleks wilayah adalah integrasi analisis system wilayah (regional system) dan wilayah system (systemic region) (Yunus, 2010). Yang dimaksud system wilayah adalah system yang terbentuk dari berbagai keterkaitan antar berbagai sub wilayah, sedangkan wilayah system adalah wilayah yang mencerminkan kesatuan system keterkaitan antar komponen wilayah (antar elemen geosfer). Pendekatan ini dapat untuk hubungan semua geosfer (lithosfer, pedosfer, hidrosfer, atmosfer, antroposfer, biosfer). Dalam pendekatan ini ada interaksi, sinergisme, dan sebab akibat antar sub-wilayah.
Pendekatan kewilayahan mengkaji suatu fenomena dengan mengombinasikan pendekatan keruangan dan kelingkungan sehingga analisisnya mengkaji deskripsi, distribusi, dan hubungan timbal balik antara alam dan makhluk hidup atau antara alam dengan alam. Kajian yang kompleks tersebut pada umumnya digunakan untuk analisis perencanaan tata ruang kota, perencanaan kawasan transmigrasi, dan perencanaan permukiman.
Salah satu penerapan pendekatan kompleks wilayah yang paling tepat adalah kegiatan perencanaan permukiman suatu kawasan. Pendekatan kompleks wilayah atau kewilayahan mengkaji suatu permasalahan dengan mengombinasikan pendekatan keruangan dan kelingkungan. Kajian pendekatan kompleks wilayah dapat menemukan bahwa fenomena yang terjadi di setiap wilayah berbeda-beda. Perbedaan fenomena tersebut membentuk karakteristik wilayah. Contohnya, pembangunan permukiman di wilayah perbukitan dan dataran rendah memerlukan kajian karakteristik tiap-tiap wilayah. Untuk mendapatkan perencanaan kawasan yang tepat, diperlukan pendekatan kompleks wilayah.

Contoh lainnya adalah masalah banjir di Jakarta. Dalam kajian ini perlu dibedakan wilayah yang berupa dataran rendah dan kena banjir (DKI Jakarta) dan wilayah yang berupa pegunungan dan berfungsi sebagai resapan air, namun justru mengirimkan air banjir (Bogor, Depok, Tangerang).  Untuk mengkaji masalah ini perlu dianalisis factor-faktor yang menyebabkan wilayah pegunungan/resapan (Bogor, Depok, Tangerang) dapat mengirimkan air secara berlebihan ke wilayah Jakarta. Hasilnya dapat digunakan untuk mengatasi banjir di Jakarta. Pemda DKI perlu bekerja sama dengan pemda daerah sekitarnya untuk memperbaiki DAS, dan saling membantu untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam mengelola air hujan dengan sebaik-baiknya sehingga sebagian besar air hujan bias meresap ke dalam tanah dan aliran air sungai tidak terhambat oleh sampah atau penyempitan dan pendangkalan alur. Hal ini berarti ada interaksi, sinergi dan sebab akibat antara subwilayah yang mengirim air banjir.

Dikutip dari :
-          Mulyo, Bambang Nianto dan Purwadi Suhandini. 2013. Geografi 1 untuk kelas X SMA dan MA. Solo.PT. Wangsa Jatra Lestari.
-          Tika,Pabundu.dkk.2007.Pengetahuan Sosial Geografi SMA/MA kelas X.Jakarta.Bumi Aksara