Kamis, 24 Maret 2011

TANAH OXISOL

Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang berasal dari bebatuan yang telah mengalami serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya alam, sehingga membentuk regolit (lapisan partikel halus)
Salah satu sistem klasifikasi tanah yang telah dikembangkan Amerika Serikat dikenal dengan nama: Soil Taxonomy (USDA, 1975). Sistem klasifikasi ini menggunakan enam (6) kategori, yaitu:
1.Ordo
2.Subordo
3.Greatgroup
4.Subgroup
5.Family
6.Seri
Sistem klasifikasi tanah ini berbeda dengan sistem yang sudah ada sebelumnya. Sistem klasifikasi ini memiliki keistimewaan terutama dalam hal:
1. Penamaan atau Tata Nama atau cara penamaan.
2. Definisi-definisi horison penciri.
3. Beberapa sifat penciri lainnya.

Oxisol menduduki rangking kelima di bumi, golongan ini berasal dari bahasa Prancis, Oxide yang berarti Oksida. Semua tanah yang memiliki horizon oksida, tergolong oxisol.Oxisol menurut system klasifikasi tanah 1949 meliputi tanah lateritik, Lastosol, dan laterit air tanah (Ground Water Laterite). Golongan tanah oxisol tersebar di daerah tropika dan paling luas di Afrika dan di Amerika Selatan.
Sub-order dari tanah oxisol adalah sebagai berikut:
1) Aquox, Aqua + ox isol, berasal dari Latin Aqua, air. Khas en hubungannya dengan perariran.
2) Humox, Hum us + ox isol, dari kata Yunani, Humus, bun
Artinya: Oxisol yang mengandung bahan organic
3) Orthox, Ortho os + ox isol, orth dari bahasa Yunani; ortho benar. Artinya oxisol biasa
4) Ustox, ust us + ox isol, Ust dari bahasa Latin ustus, terbakar. Oxisol terdapat pada region iklim kering, biasa musim panas yang kering.
5) Torrox, torr idus + ox isol. Torr berasal dari bahasa Latin torrid us, panas, kering. Artinya biasa kering.


Tanah oxisol memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Warna tanahnya merah hingga kuning, sehingga sering disebut tanah merah.
- Tanah latosol yang mempunyai sifat cepat mengeras bila tersing kap atau berada di udara terbuka disebut tanah laterit.
- kejenuhan basa kurang dari 50 %, umumnya mempunyai epipedon kambrik dan horison kambik.
- mengalami pencucian dan pelapukan lanjut, berbatas horizon baur, sehingga kandungan mineral primer dan unsure hara rendah,
- konsistensi gembur dengan stabilitas agregat kuat dan terjadi penumpukan relative seskwioksida di dalam tanah akibat pencucian silikat.
- Tanah dengan kadar liat lebih dari 60 %, remah sampai gumpal, gembur, warna tanah seragam dengan dengan batas-batas horison yang kabur, solum dalam (lebih dari 150 cm).

Berikut ini gambar tanah oxisol



Tanah Alfisol, Ultisol dan Oxisol termasuk kelompok tanah merah (Soepraptohardjo, 1961; dalam Buurman, 1980), bahan induk bersifat masam hingga ultra basa.
Ketersediaan unsur P dan K di tanah Oxisol sangat rendah, sebagai akibat dari pelapukan lanjut, dan terikat menjadi bentuk yang tidak tersedia untuk tanaman, yaitu Fe- P, Al-P, FeAl-P dan bentuk lainnya.

Tanah oxisol banyak digunakan untuk perladangan, pertanian subsisten pengembalaan dengan intensitas rendah, dan perkebunan yang intensif seperti perkebunan tebu, nanas, pisang dan kopi.
Upaya pemanfaatan tanah Oxisol secara optimal, khususnya untuk pengembangan tanaman kelapa sawit memerlukan pemahaman yang tepat dan menyeluruh mengenai karakteristik tanah tersebut. (studi di Perkebunan Pelaihari Kalimantan Selatan pada Maret 2002). Pemanfaatan tanah Oxisol untuk pengembangan kelapa sawit, khususnya di kebun Pelaihari, harus diikuti dengan upaya untuk memperbaiki tingkat kesuburan tanah. Upaya tersebut di antaranya adalah penanaman tanaman kacangan penutup tanah, pemupukan, dan aplikasi bahan organik


Daerah penyebaran Oxisol adalah daerah tropis dengan curah hujan tinggi (2000-7000 mm/tahun), terbentuk di daerah tuf, abu atau fan vulkanik yang telah mengalami pelapukan lanjut, dengan bentuk wilayah berombak, bergelombang, berbukit hingga bergunung serta pada ketinggian 10 sampai 1000 m dari permukaan laut (Sarief:1985).
Terdapatnya penyebaran tanah Oxisol ini pada ketinggian 10 sampai 1000 m dpl, berarti tanah oxisol dapat ditemui di dataran rendah (0-600 m dpl) maupun di dataran tinggi (>600 m dpl), sehingga sangat besar kemungkinan sifat-sifat fisika tanah pada kedua macam daerah akan berbeda pula. Sebab perbedaan sifat fisika tanah sangat dipengaruhi oleh perbedaan faktor-faktor pembentuk tanah seperti iklim, bahan induk, topografi, organisme dan waktu (Buol, Hole, Cracken, 1980).



Sumber:
Maidhal, 1993. Skripsi “Perbandingan sifat fisika tanah lapisan atas oxisol di dataran tinggi dan dataran rendah”. Universitas Andalas Fakultas Pertanian. Padang.
Syafi’i, Suryatna.1990. Ilmu Tanah. Angkasa Bandung. Bandung.
http://feiraz.wordpress.com/2008/11/08/geografi-tanah-indonesia/ diunduh 14:15 20 maret 2011
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:BJ3QQSPoj0YJ:www.docstoc.com/docs/32254322/KONSEP-TANAH+tanaman+yang+dapat+tumbuh+di+tanah+oxisol&cd=2&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-a&source=www.google.co.id diunduh 20:18 17 maret 2011
http://www.scribd.com/doc/13977716/Alfisol-Dan-Oxisol diunduh 20:25 17 maret 2011