Makalah Kelompok
CIRI-CIRI DAN KOMPONEN PEMBELAJARAN
Disusun oleh:
Kelompok III
Elsa Ridiza
Irfan Senjaya
Juaiiyah
Lili Indriyani
Putri Puspita Sari
Supania
Tri Septia Ningrum
Kelas A-Reg 2009
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2011
BAB I
PENDAHULUAN
Belajar adalah proses perubahan perilaku secara aktif, proses mereaksi semua situasi yang ada di sekitar individu, proses yang diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman, proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu yang dipelajari.
Sedangkan mengajar sendiri memiliki pengertian :
1. Upaya guru untuk “membangkitkan” yang berarti menyebabkan atau mendorong seseorang (siswa) belajar. (Rochman Nata Wijaya,1992)
2. Menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjdinya proses belajar. (HasibuanJ.J,1992)
3. Suatu usaha untuk membuatsiswa belajar, yaitu usaha untuk terjadinya perubahan tingkah laku. (Gagne)
Dan pembelajaran yang diidentikkan dengan kata “mengajar” berasal dari kata dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut) ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an menjadi “pembelajaran”, yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar. (KBBI)
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. (Wikipedia.com)
Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik.
Instruction atau pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses
belajar siswa yang bersifat internal. Gagne dan Briggs (1979:3)
Pembelajaran adalah Proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. (UU No. 20/2003, Bab I Pasal Ayat 20)
Istilah “pembelajaran” sama dengan “instruction atau “pengajaran”. Pengajaran mempunyai arti cara mengajar atau mengajarkan. (Purwadinata, 1967,hal 22). Dengan demikian pengajaran diartikan sama dengan perbuatan belajar (oleh siswa) dan Mengajar (oleh guru). Kegiatan belajar mengajar adalah satu kesatuan dari dua kegiatan yang searah. Kegiatan belajar adalah kegiatan primer, sedangkan mengajar adalah kegiatan sekunder yang dimaksudkan agar terjadi kegiatan secara optimal.
Dan dapat ditarik kesimpulan bahwa Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relative lama dan karena adanya usaha.
BAB II
PEMBAHASAN
A. CIRI-CIRI BELAJAR MENGAJAR
Menurut Eggen& Kauchak (1998) menjelaskan bahwa ada enam cirri pembelajaran yang efektif, yaitu:
1. Siswa menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan serta membentuk konsep dan generalisasi berdasarkan kesamaan-kesamaan yang ditemukan,
2. Guru menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi dalam pelajaran,
3. Aktivitas-aktivitas siswa sepenuhnya didasarkan pada pengkajian,
4. Guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada siswa dalam menganalisis informasi,
5. Orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan keterampilan berpikir, serta
6. Guru menggunakan teknik mengajar yang bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya mengajar guru.
Menurut Edi Suardi, ciri-ciri pembelajaran sebagai berikut:
1. Belajar mengajar memiliki tujuan, yakni untuk membentuk peserta didik dalam suatu perkembangan tertentu. Inilah yang dimaksud dengan kegiatan belajar mengajar itu sadar akan tujuan, dengan menempatkan peserta didik sebagai pusat perhatian.
2. Ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang direncanakan, didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Agar dapat menvapai tujuan secara optimal, maka dalam melakukan interaksi perlu ada prosedur, atau langkah-langkah sistematik dan relevan. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang satu dengan yang lain, mungkin akan membutuhkan prosedur dan desain yang berbeda pula.
3. Kegiatan belajar mengajar ditandai dengan suatu penggarapan yang khusus. Dalam hal ini materi harus didesain sedemikian rupa, sehingga cocok untuk mencapai tujuan.
4. Ditandai dengan aktifitas peserta didik. Sebagai konsekuensinya bahwa peserta didik merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.
5. Dalam kegiatan belajar mengajar guru berperan sebagai pembimbing.
6. Dalam kegiatan belajar mengajar membutuhkan disiplin. Disiplin diartikan sebagi suatu pola tingkah laku yang diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati oleh pihak guru maupun peserta didik dengan sadar.
7. Ada batas waktu. Setiap tujuan akan diberi waktu tertentu, kapan tujuan itu sudah harus dicapai.
8. Evaluasi. Evaluasi harus dilakukan utnuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran yang telah ditentukan.
B. KOMPONEN-KOMPONEN PEMBELAJARAN
Pembelajaran diambil dari terjemahan kata "Instructional". Seringkali orang membedakan kata pembelajaran ini dengan "pengajaran", akan tetapi tidak jarang pula orang memberikan pengertian yang sama untuk kedua kata tersebut. Menurut Arief S. Sadiman, kata pembelajaran dan kata pengajaran dapat dibedakan pengertiannya. Kalau kata pengajaran hanya ada di dalam konteks guru-murid di kelas formal, sedangkan kata pembelajaran tidak hanya ada dalam konteks guru-murid di kelas formal, akan tetapi juga meliputi kegiatan belajar mengajar yang tak dihadiri oleh guru secara fisik di dalam kata pembelajaran ditekankan pada kegiatan belajar siswa melalui usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar.
Kedua pandangan tersebut dapat digunakan, yang terpenting adalah interaksi yang terjadi antara guru dan siswa itu harus adil, yakni adanya komunikasi yang timbal balik di antara keduanya, baik secara langsung maupun tidak langsung atau melalui media.
Komponen-komponen dalam pembelajaran adalah tujuan, materi pelajaran, metode atau strategi pembelajaran, media dan evaluasi. Berikut ini akan dijelaskan secara lebih terperinci komponen pembelajaran.
1. Tujuan
Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan. Karena tujuan merupakan unsure penting untuk suatu kegiatan, maka dalam kegiatan apapun tujuan tidak diabaikan. Demikian juga halnya dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar, tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dalam kegiatannya. Kegiatan belajar mengajar tidak dapat dibawa sesuka hati kecuali untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dr. Roestiyah N.K (1989:44) menyatakan bahwa suatu tujuan pengajaran adalah deskripsi tentang penampilan perilaku perserta didik yang kita harapkan setelah mereka mempelajari bahan pelajaran yang kita ajarkan.
Tujuan sebagai sebuah komponen kurikulum merupakan kekuatan fundamental yang peka sekali, karena hasil kurikuler yang diinginkan tidak hanya sangat mempengaruhi bentuk kurikulum, tetapi memberikan arah dan focus untuk seluruh program pendidikan (Zais, 1976: 297).
Tujuan pengajaran terbagi menjadi 2 macam, yakni Tujuan Umum Pengajaran (TUP) dan Tujuan Khusus Pengajaran (TKP).
2. Guru
Guru Guru dari bahasa Sansekerta guru yang juga berarti guru, tetapi artinya harafiahnya adalah “berat” adalah seorang pengajar suatu ilmu.
Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.
Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru-guru seperti ini harus mempunyai semacam kualifikasi formal. Dalam definisi yang lebih luas, setiap orang yang mengajarkan suatu hal yang baru dapat juga dianggap seorang guru. Beberapa istilah yang juga menggambarkan peran guru, antara lain:
Selain siswa, faktor penting dalam proses belajar mengajar adalah guru. Guru sangat berperan penting dalam menciptakan kelas yang komunikatif. Breen dan Candlin dalam Nunan(1989:87) mengatakan bahwa peran guru adalah sebagai fasilitator dalam proses yang komunikatif, bertindak sebagai partisipan, dan yang ketiga bertindak sebagai pengamat.
Peran guru sebagai pendidik (nurturer) merupakan peran-peran yang berkaitan dengan tugas-tugas memberi bantuan dan dorongan (supporter), tugas-tugas pengawasan dan pembinaan (supervisor) serta tugas-tugas yang berkaitan dengan mendisiplinkan anak agar anak itu menjadi patuh terhadap aturan-aturan sekolah dan norma hidup dalam keluarga dan masyarakat.
Peran guru sebagai model atau contoh bagi anak. Setiap anak mengharapkan guru mereka dapat menjadi contoh atau model baginya. Oleh karena itu tingkah laku pendidik baik guru, orang tua atau tokoh-tokoh masyarakat harus sesuai dengan norma-norma yang dianut oleh masyarakat, bangsa dan negara.
3. Siswa
Siswa atau Murid biasanya digunakan untuk seseorang yang mengikut suatu program pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan lainnya, di bawah bimbingan seorang atau beberapa guru. Dalam konteks keagamaan murid digunakan sebaai sebutan bagi seseorang yang mengikuti bimbingan seorang tokoh bijaksana. Siswa adalah inti dari proses belajar mengajar. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Kemp(1997:4),” students are the center of the teaching and learning process, so they have to be involved in almost all the phrases of the classroom interaction from planning to evaluation.” Untuk mendorong keterlibatan itu sendiri, Brown(1987:115) menekankan pentingnya perhatian pada motivasi belajar siswa. “The foreign language learner who is intrinsically meeting in needs in learning the language will positively motivated to learn. When students are motivated to learn, they usually pay attention, become actively involved in the learning and direct their energies to the learning task.”
4. Bahan pelajaran
Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar. Tanpa bahan pelajaran proses belajar mengajar tidak akan berjalan. Karena itu, guru yang akan mengajar pasti memiliki dan menguasai bahan pelajaran yang akan disampaikannya pada peserta didik.
Bahan pelajaran menurut Arikunto (1990) merupakan unsure inti yang ada di dalam kegiatan belajar mengajar karena memang bahan pelajaran itulah yang diupayakan untuk dikuasai oleh peserta didik.
Jadi, bahan pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik akan memotivasi peserta didik dalam jangka waktu tertentu. Dengan demikian bahan pelajaran merupakan komponen yang tidak dapat diabaikan dalam pelajaran, sebab bahan adalah inti dalam proses belajar mengajar yang akan disampaikan kepada peserta didik.
Sedangkan menurut Prof. DR. H. Wina Sanjaya, M. Pd (2010:60) isi atau materi pelajaran merupakan komponen kedua dalam system pembelajaran. Dalam konteks tertentu materi pelajaran merupakan inti dalam proses pembelajaran. Artinya, sering terjadi proses pembelajaran yang diartikan sebagai proses penyampaian materi. Hal ini bisa dibenarkan manakala tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran. Dalam kondisi semacam ini, maka penguasaan materi pelajaran oleh guru mutlak diperlukan. Guru perlu memahami perlu secara detail isi materi pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa, sebab peran dan tugas guru adalah sebagai sumber belajar.
5. Kegiatan belajar mengajar
Kegiatan belajar mengajar adalah kegiatan dalam pendidikan. Segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar akan melibatkan semua komponen pengajaran, kegiatan belajar mengajar akan menentukan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai.
Dalam kegiatan pembelajaran guru dan peserta didik terlibat dalm interaksi dengan bahan pelajaran sebagai mediumnya. Dalam interaksi itu peserta didiklah yang lebih aktif, bukan guru. Guru hanya berperan sebagai motivator dan fasilitator.
Dalam kegiatan pembelajaran aktivitas peserta didik bukan hanya secara individual, tetapi juga dalam kelompok sosial atau interaksi dalam kelompok. Dalam kegiatan pembelajaran guru sebaiknya memperhatikan perbedaan individual peserta didik baik pada aspek biologis, intelektual, dan fsikologis.
6. Metode
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan pembelajaran metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pembelajaran berakhir.
Winarno Surakhman, mengemukakan lima macam faktor yang mempengaruhi pengguanaan metoda mengajar antar lain ;
- Tujuan yang berbagai-bagai jenis dan fungsinya
- Peserta didik yang berbagai-bagai tingkat kematangannya
- Situasi yang berbagai-bagai keadaannya
- Fasilitas yang berbagai-bagai keadaanya
- Pribadi guru serta kemampuan professional yang berbeda-beda
Metode pembelajaran merupakan proses atau prosedur yang digunakan oleh guru atau instruktur untuk mencapai tujuan atau kompetensi. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat dapat membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran atau melakukan internalisasi terhadap isi atau materi pembelajaran. (Smaldino dkk. 2005. p.15).
Ada beberapa metode pembelajaran yang dapat dipilih untuk digunakan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Setiap metode memiliki cirri khas tersendiri yang penngunaannya perlu disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Ragam metode pembelajaran yang dapat digunakan antara lain presentasi, diskusi, permainan, simulasi, bermain peran, tutorial, demonstrasi, penemuan, latihan dan kerjasama.
1. Presentasi
Penyampaian informasi dan pengetahuan dari seseorang presenter dengan menggunakan pendekatan komunikasi satu arah. Dalam metode pembelajaran ini, presenter memiliki kemampuan spesifik yang perlu disampaikan kepada pemirsa (audience). Dalam hal ini, pemirsa adalah pesera program pelatihan atau trainee.
2. Diskusi
Metode pembelajaran yang dilakukan dengan cara membahas masalah atau topic penting untuk memperoleh pemahaman dan pengetahuan. Setiap peserta dapat memberikan opini terhadap masalah atau topic yang didiskusikan.
3. Permainan
Metode pembelajaran ini bersifat kompetitif dan mengarahkan siswa untuk dapat mencapai prestasi atau hasil belajar tertentu. Permainan harus menyenangkan dan memberi pengalaman belajar baru bagi siswa. Pada umumnya, dalam metode pembelajaran permainan, ada pihak yang menang. Pihak yang menang akan mendapat reward, sedangkan pihak yang kalah perlu berlatih lebih keras untuk memenangkan permainan.
4. Simulasi
Metode pembelajaran ini mengharuskan siswa melakukan peran tertentu diluar dirinya sendiri atau melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan dalam sebuaj situasi baru. melalui proses simulasi, siswa akan memperoleh pengalaman belajar yang mendekati situasi nyata.
5. Bermain peran
Bermain peran merupakan kegiatan belajar dalam sebuah situasi yang mendakati situasi yang sesungguhnya. dalam metode ini biasanya digunakan model yang relistik. Dalam metode pembelajaran ini, siswa diminta memerankan sesuatu yang belum pernah dialami sebelumnya.
6. Tutorial
Tutorial dapat diartikan sebagai penyajian informasi, konsep dan prinsip yang melibatkan siswa secara aktif di dalamnya. metode ini biasanya digunakan untuk aktifitas pembelajaran yang bersifat perbaikan atau remedial.
7. Demonstrasi
Dalam metode demonstrasi, seorang instruktur memperlihatkan cara melakukan proses atau prosedur tertentu secara sistematik kepada siswa. metode ini akan memberi dampak positif jika diikuti dengan aktivitas praktek oleh siswa. siswa mengamati cara instruktur melakukan proses kerja dengan benar.
8. Penemuan
Penemuan merupakan metode pembelajaran yang menerapkan pendekatan induktif, siswa untuk dapat menemukan sesuatu secara coba-coba atau trial and error. dengan mempelajari kasus-kasus, siswa akan menemukan prinsip-prinsip dari pengetahuan yang dipelajari.
9. Latihan
Metode latihan dan pengulangann biasa disebut juga dengan istilah drill and practice, yaknii metode yang menekankan pada latihan intensive yang berulang-ulang dengan tujuan agar siswa dapat menguasai keterampilan yang bersifat spesifik. latihan dan pengulangan akan mengarahkan siswa untuk menguasai pengetahuan keterampilan dalam topic atau mata pelajaran tertentu.
10. Kerjasama
Metode kerjasama menekankan pada upaya untuk membangun pengetahuan dan keterampilan melalui kolaborasi antar siswa. dalam melakukan metode pembeljaran ini, para siswa diminta untuk menghasilkan sebuah proyek bersama dengan bimbingan intensive dari instruktur atau guru.
7. Alat/ Media
Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Alat dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu alat dan alat bantu pengajaran, yang dimaksud dengan alat adalah berupa suruhan, perintah, larangan dan sebagainya. Sedangkan alat bantu pengajaran adalah globe, papan tulis, batu tulis, batu kapur, gambar, diagram, slide, video dan sebagainya.
8. Sumber
Yang dimaksud dengan sumber-sumber bahan dan belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran atau asal untuk belajar seseorang.
Roestiyah (1989:52) menyatakan bahwa sumber-sumber belajar itu adalah:
Manusia (dalam keluarga, seklah dan masyarakat)
Buku/perpustakaan
Media massa (majalah, surat kabar, radio, TV, dll)
Dalam lingkungan
Alat pelajaran (buku pelajaran, peta, gambar, kaset, tape, papan tulis, kapur, spidol, dll)
Museum (tempat-tempat penyimpanan benda kuno)
9. Evaluasi
Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris, evaluation. Jadi, menurut Wand dan Brown, evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Sesuai dengan pendapat di atas, maka menurut Wayan Nurkanca dan Sumatana (1983:1) evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai suatu tindakan atau prses untuk menentukan nilai segala sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan.
Bebeda dengan pendapat tersebut, Dr. Roestiyah N. K (1989:85) menyatakan bahwa evaluasi adalah kegiatan, mengumpulkan data-data seluas-luasnya, sedalamnya, yang bersangkutan dengan kapabilitas peserta didik guna mengetahui sebab akibat dari hasil belajar peserta didik yang dapat mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar.
Evaluasi merupakan komponen terakhir dalam system proses pembelajaran. Evaluasi bukan saja berfungsi untuk melihat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran, tetapi juga berfungsi sebagai umpan balik bagi guru atas kinerjanya dalam pengelolaan pembelajaran. Melalui evaluasi kita dapat melihat kekurangan dalam pemanfaatan berbagai komponen system pembelajaran.
BAB III
KESIMPULAN
Ciri pembelajaran yang efektif, yaitu:
1. Siswa menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan serta membentuk konsep dan generalisasi berdasarkan kesamaan-kesamaan yang ditemukan,
2. Guru menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi dalam pelajaran,
3. Aktivitas-aktivitas siswa sepenuhnya didasarkan pada pengkajian,
4. Guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada siswa dalam menganalisis informasi,
5. Orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan keterampilan berpikir, serta
6. Guru menggunakan teknik mengajar yang bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya mengajar guru.
Komponen-komponen Pembelajaran terdiri dari:
1. Tujuan
2. Guru
3. Siswa
4. Materi Pembelajaran
5. Kegiatan Belajar Mengajar
6. Metode
7. Alat/bahan
8. Sumber
9. Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
Pribadi,Benny.A.2009.Model Desain Sistem Pembelajaran.Dian Rakyat.Jakarta.
Sanjaya,Wina.2010.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Prenada.Jakarta.
Tanjung,Flores.2011.Strategi Belajar Mengajar Sejarah.UNIMED.
http://husamah.staff.umm.ac.id/files/2010/03/MakaLah-Komponen-PembeLajaran.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar