Selasa, 15 November 2011

KERUSAKAN TANAH

Saat ini sudah banyak tanah yang produktif terancam punah, karena kelalaian dari manusia, bahaya erosi yang akhir- akhir ini banyak terjadi di negeri kita ini telah menurunkan produktivitas tanah. Bahaya erosi yang menimpa lahan- lahan pertanian serta penduduk sering terjadi pada lahan-lahan yang memiliki kemiringan lereng lebih dari 15%.

Bahaya ini ditimbulkan selain karena perbuatan- perbuatan manusia yang terlalu mementingkan pemuasan kebutuhan diri sendiri, juga dikarenakan pengelolaan tanah dan pengairan yang keliru.

Tanah adalah bagian penting dalam menunjang kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Kita ketahui rantai makanan bermula dari tumbuhan. Manusia, hewan hidup dari tumbuhan. Sebagian besar makanan kita berasal dari permukaan tanah, walaupun memang ada tumbuhan dan hewan yang hidup di laut. Terutama di bidang pertanian, tanah menjadi faktor terpenting yang menentukan keberhasilan produktivitas tanaman pertanian. Apabila tanah sudah rusak, maka kesuburannya pun sudah tidak bagus lagi sehingga mengakibatkan produktivitas tanaman pertanian itu pun menjadi berkurang atau rendah.

Kerusakan tanah dapat dikurangi dengan upaya konservasi tanah. Konservasi tanah adalah pemeliharaan dan perlindungan terhadap tanah secara teratur guna mengurangi dan mencegah kerusakan tanah dengan cara pelestarian.

A. PENYEBAB KERUSAKAN TANAH
Kerusakan tanah bila dikelompokkan dapat terjadi oleh salah satu atau lebih penyebab di bawah ini:
1. Kehilangan unsur hara dari daerah perakaran
Kerusakan tanah jenis ini terjadi sebagai akibat pembakaran bahan organik dan pelapukan mineral serta pencucian unsur hara. Di bawah iklim troipika panas dan basah seperti di Indonesia, proses itu berlangsung dengan cepat. Kehilangan serupa juga timbul, karena unsur hara terangkut melalui panen tanpa ada usaha untuk mengembalikannya. Proses ini menyebabkan rusaknya struktur tanah. Pembakaran tanaman yang menutupi tanah akan mempercepat proses pencucian dan pemiskinan tanah. Lebih-lebih lagi, hal ini akan terjadi jika pembakaran tanaman terjadi setiap tahun.
2. Terkumpulnya unsur atau senyawa yang bersifat meracuni tanaman
Di daerah beriklim kering, terutama yang terletak dekat pantai ada kerawanan yang lain lagi. Di daerah seperti itu, pada saat musim kemarau dapat terkumpul garam natrium yang cukup banyak. Pelonggokan garam yang berlebihan itu dapat mematikan tanaman. Kerusakan jenis ini dapat hilang pada saat musim hujan, yaitu melalui proses pencucian garam tersebut.
Kerusakan ini dapat pula terjadi karena tersingkapnya liat masam di daerah perakaran pada tanah rawa, baik rawa pasang surut maupun rawa baruh atau lebak. Hal serupa juga dapat terjadi sebagai akibat terkumpulnya unsur tertentu eperti besi (Fe), Manggan (Mn), dan aluminium (Al) dalam jumlah yang tidak dapat ditenggang oleh tanaman. Pemakaian zat kimia seperti herbisida dalam pertanian atau pencucian basa tanah yang rawan pengikisan cenderung memunculkan atau menyebabkan tertimbunya senyawa tersebut. Keberadaan dalam jumlah yang banyak dapat menghambat pertumbuhan tanaman atau bahkan mematikannya.
3. Pengikisan tanah atau erosi
Kerusakan bentuk lain adalah akibat pengikian tanah atau erosi. Erosi adalah pengikisan tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat ke tempat lain oleh air atau angin. Lapisan tanah yang subur untuk pertumbuhan tanaman pada bagian atas akan hilang serta kemampuan tanah untuk menyerap dan menahan air akan berkurang akibat pengikisan ini. Tanah yang terangkut akan diendapkan di tempat lain seperti sungai, waduk, danau, saluran irigasi, dan sebagainya.
Akibat erosi adalah pada tanah yang mengalami erosi, tanaman atau tumbuhan tidak dapat tumbuh normal dan tanah menjadi tidak produktif; waduk, danau, sungai, dan saluran irigasi serta drainase di daerah hilir menjadi dangkal sehingga daya guna dan masa guna menjadi berkurang; secara tidak langsung mengakibatkan banjir yang kronis setiap musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau.
4. Pencemaran Tanah
Kerusakan / pencemaran tanah untuk produksi biomassa adalah berubahnya sifat dasar tanah yang melampaui kriteria baku kerusakan tanah. Sebagaimana pencemaran air dan udara, pencemaran tanah pun merupakan akibat kegiatan manusia. Pencemaran tanah bisa disebabkan limbah domestik, limbah industri, dan limbah pertanian.

B. METODE PENANGGULANGAN KERUSAKAN TANAH
Metode yang dilakukan untuk penanggulangan kerusakan tanah akan dipaparkan berdasarkan penyebabnya sebagai berikut:
1. Kerusakan Tanah yang Disebabkan oleh Kehilangan Unsur Hara di Daerah Perakaran
Untuk menghindari terjadinya kerusakan tanah yang disebabkan oleh hilangnya unsur hara di daerah perakaran bahkan memulihkannya ke keadaan semula, dengan pemberian pupuk buatan atau pupuk organik, pergiliran tanaman dengan tanaman kacang-kacangan, dan penghindaran pembakaran tumbuhan atau sisa tanaman.
2. Terkumpulnya unsur atau senyawa yang bersifat meracuni tanaman
Upaya yang dapat dilakukan untuk pengendalian bentuk kerusakan tanah yang disebabkan oleh terkumpulnya unsure atau senyawa yang bersifat meracuni tanaman ada beberapa, diantaranya dapat disebut pengaturan sistem pengairan dan pengolahan tanah yang baik, pemberian bahan organik atau jenis senyawa lain yang dapat menambat unsur atau senyawa yang bersifat racun bagi tanaman.

3. Pengikisan Tanah atau Erosi
Secara umum ada tiga cara pendekatan pengendalian erosi yang dapat dilakukan dan satu sama lain harus menunjang, yaitu cara vegetatif, cara mekanis dan cara kimia.
a) Cara Vegetasi
Usaha pengendalian erosi atau pengawetan tanah (dan air) yang dilakukan dengan memanfaatkan cara vegetative adalah didasarkan pada peranan tanaman, dimana tanaman-tanaman itu sebagian telah diterangkan mempunyaiperanan untuk mengurangi erosi, yaitu dalam hal:
- Batang, ranting dan daun-daunnya berperan menghalangi tumbukan-tumbukan langsung butir-butir hujan kepada permukaan tanah, dengan peranannya itu tercegahlah penghancuran agregat-agregat tanah;
- Daun-daun penutup tanah serta akar-akar yang tersebar pada lpisan permukaan tanah berperan mengurangi kecepatan aliran permukaan.
- Daun-daunan serta ranting-ranting tanaman yang jatuh akan menutupi tanah
- Akar-akar tanaman berperan memperbesar kapasitas infiltrasi tana, tunjangannya dalam meningkatkan aktivitas biota tanah yang akan memperbaiki porositas tanah.
- Akar-akar tanaman berperan dalam pengambilan atau pengisapan air bagi keperluan tumbuhnya tanaman yang selanjutnya sebaian diuapkan melalui daun-daunnya ke udara.
Hutan, perkebunan dan pola tanam campuran (pertanian terpadu) perlu dikembangkan sesuai dengan fungsinya, yaitu sebagai pelindung tanah dari daya perusak. Termasuk dalam cara vegetatif dalam usaha konservasi tanah dan air antara lain adalah:
• Rotasi atau pergiliran tanaman.
• Penghijauan dan reboisasi.
• Melaksanakan strip cropping.
• Penanaman dengan rumput makanan ternak (permanent pasture).
• Menutup tanah dengan mulsa.
• Penanaman saluran-saluran pembuangan dengan rumput.
Alley cropping sebagai cara rotasi atau pergiliran tanaman (vegetatif) dinilai mempunyai prospek yang cukup baik, karena sekaligus meningkatkan produksi, murah dan mudah penggunaannya. Keuntungan yang diperoleh dari penerapan sistem alley cropping ini antara lain:
• Terjadinya sikus bahan organik yang lancar, karena limbah dapat dipergunakan.
• Mengurangi biaya produksi, khususnya biaya pemupukan karena daun lamtoro nitrogen yang tinggi.
• Terciptanya agroekosistem yang mantap dan tetap terpeliharanya kesuburan tanah.
• Mudah penerapannya sebagai konservasi tanah dan air.

b) Cara Mekanis
Cara mekanis dalam pengawetan tanah dan memelihara kesuburan tanah merupakan penerapan teknologi sipil untuk mempertahankan, memulihkan, meningkatkan kesuburan tanah. Pada dasarnya bertujuan untuk mengurangi banyaknya tanah yang hilang dari tanah pertanian terutama lapisan top soil.
Cara mekanis ini meliputi:
• Pengolahan tanah (tillage) yang tepat, yaitu menurut arah contour atau memotong arah kemiringan lereng.
• Pembuatan galengan dan saluran menurut contour.
• Pembuatan waduk, penghambat, rorak, tanggul dan sebagainya.
• Pembuatan terras dan sengkedan.
• Pembuatan drainase pada tempat tertentu.
Bangunan yang dibuat pada umumnya berfungsi memperlambat run off serta menampung dan menyalurkan air permukaan dengan kekuatan yang tidak merusak. Pengaturan aliran air permukaan yang menjadi penyebab utama kerusakan tanah pertanian sangat efektif diatur denagan terras.
c) Cara kimia
Salah satu usaha untuk mencegah tejadinya pengikisan lapisan top soil adalah memperbaiki struktur tanah. Usaha memantapkan struktur tanah dapat dilakukan dengan penambahan senyawa kimia baik secara buatan maupun alami.
Jenis- jenis bahan pemantap tanah:
- Emulsi bitumen Berbentuk cair
- Polyurethane Berbentuk cair
- Polyacrylamide Berbentuk cair
- Polyacrylacid Berbentuk cair
- Polysachharide Berbentuk cair
- Polyvinylalcohol Berbentuk cair

Pemberian bahan pemantap tanah (soil conditioner) bertujuan untuk meningkatkan daya ikat antara partikel-partikel tanah sehingga dapat memperbaiki sifat fisik tanah seperti aerasi, porositas, dan infiltrasi.
Cara pemberian bahan pemantap tanah ke dalam tanah dapat dilakukan dengan penyemrotan langsung ke atas permukaan tanah, dicampur dengan tanah secara merata dan dengan cara memasukkan langsung ke dalam lubang tanaman.

4. Pencemaran Tanah
Penanganan khusus terhadap limbah domestik yang berjumlah sangat banyak diperlukan agar tidak mencemari tanah. Pertama sampah tersebut kita pisahkan ke dalam sampah organik yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme (biodegradable) dan sampah yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme (nonbiodegradable). Akan sangat baik jika setiap rumah tangga bisa memisahkan sampah atau limbah atas dua bagian yakni organik dan anorganik dalam dua wadah berbeda sebelum diangkut ketempat pembuangan akhir.
Sampah organik yang terbiodegradasi bisa diolah, misalnya dijadikan bahan urukan, kemudian kita tutup dengan tanah sehingga terdapat permukaan tanah yang dapat kita pakai lagi; dibuat kompos; khusus kotoran hewan dapat dibuat biogas dll sehingga dalam hal ini bukan pencemaran tanah yang terjadi tetapi proses pembusukan organik yang alami.
Sampah anorganik yang tidak dapat diurai oleh mikroorganisme. Cara penanganan yang terbaik dengan daur ulang.


DAFTAR PUSTAKA

Kartasapoetra, A.G.2010.Tegnologi Konservasi Tanah dan Air.Rineka Cipta.Jakarta.
http://nurprasetiyo.blogspot.com/2010/05/kerusakan-tanah.html.
http://hawanurhawa.blogspot.com/2011/04/upaya-penanggulangan-kerusakan-tanah.html.
http://staff.ui.ac.id/internal/132058696/publikasi/Teknologipengendalianerosi.doc.
http://oedjankdoang.blogspot.com/p/kerusakan-tanah.html.
http://arkanagh44.blogspot.com/2008/12/kerusakan-tanah-dan-upaya.html.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar